Islah Reconciliation in The Iddah Period as Resolution of Divorce based on Sigmund Freud's Perspective

Authors

  • Anisul Fuad IAIN Syekh Nurjati Cirebon
  • Sugianto Sugianto IAIN Syekh Nurjati Cirebon
  • Sumanta Sumanta IAIN Syekh Nurjati Cirebon
  • Sumanta Sumanta IAIN Syekh Nurjati Cirebon
  • Edy Setyawan IAIN Syekh Nurjati Cirebon

DOI:

https://doi.org/10.46799/ijssr.v3i3.291

Keywords:

Iddah, Reconciliation Islah, Sigmund Freud, Divorce

Abstract

Divorce is heavily influenced by emotional and psychological factors of husband and wife in litigation. Before the process of determining a divorce decision, Islamic law regulates reconciliation which can be a solution to divorce cases by trying to re-establish an understanding of husband and wife togetherness to be re-established. This study aims to explain the context of reconciliation as a resolution to divorce from Sigmund Freud's perspective. This research uses descriptive qualitative method. The results of the study show that the decision to divorce between husband and wife is often present due to the presence of ego in either husband or wife who feels the need to be understood but does not get reciprocity as expected. In addition, the decision to divorce is also influenced by basic human instincts that want to satisfy their desires, either with or without careful consideration. Therefore, islah reconciliation as a resolution is a wise step in which the path of islah reconciliation is carried out by raising the awareness of the husband and wife about the main purpose of marriage

References

Achmad, F. B. (2022). 3 Faktor Ini Mendominasi Penyebab Utama Perceraian di Kota Tegal. TribunJateng.Com. https://jateng.tribunnews.com/2022/01/17/3-faktor-ini-mendominasi-penyebab-utama-perceraian-di-kota-tegal?page=all

Adil Abdul Mu’im Abu Abbas. (2001). Ketika Menikah Jadi Pilihan (Cet. I). al-Mahira.

Al-Jauziyyah, I. Q. (2011). Mukhta?ar Zad al-Ma’ad, ed. In, Zadul Ma’ad: Jalan Menuju ke Akhirat , (terj: Kathur Suhardi) (Cet. 3). Gema Insani Press.

Al-Jaziri, A. al-R. (1994). Al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah (Jilid III). Dar al-Fikr.

Al-zauhaili, W. (2011). Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, ed. In, Fiqih Islam: Pernikahan, Talak, Khulu’, Meng-Ila’ Isteri, Li’an, Zhihar, Masa Iddah, (terj: Abdul Hayyie al-Kattani, dkk) (Jilid 9). Gema Insani.

Al-Zuhaili, W. (2016). al-Tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa al-Syari’ah wa al-Manhaj (Jilid 1). Gema Insani.

Annur, C. M. (2022). Kasus Perceraian Meningkat 53%, Mayoritas karena Pertengkaran. Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/28/kasus-perceraian-meningkat-53-mayoritas-karena-pertengkaran#:~:text=Berdasarkan provinsi%2C kasus perceraian tertinggi,88.235 kasus dan 75.509 kasus

Bawarni, S. D., & Mariani, A. (1993). Potret Keluarga Sakinah. Media idaman press.

Djuaini, D. (2016). Konflik Nusyuz dalam Relasi Suami-istri dan Resolusinya Perspektif Hukum Islam. Istinbath: Jurnal Hukum Islam IAIN Mataram, 15, No.2, 255–280.

Dzulfaroh, A. N. (2022). 10 Daerah dengan Angka Perceraian Tertinggi di Indonesia. Kompas.Com. https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/09/062500765/10-daerah-dengan-angka-perceraian-tertinggi-di-indonesia?page=all

Hadikusuma, H. (2014). Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia. Mendar Maju.

Harwati, A. (2021). Penyelesaian Perkara Perceraian Melalui Mediasi Sebuah Resolusi Konflik Keluarga. Manggu Makmur Tanjung Lestari.

Hermansyah. (2014). Ini Bedanya Perceraian dan Mediasi di Family Court dan Pengadilan Agama. https://badilag.mahkamahagung.go.id/seputar-ditjen-badilag/seputar-ditjen-badilag/ini-bedanya-perceraian-dan-mediasi-di-family-court-dan-pengadilan-agama#comment-105587

Hidayat, M. (2014). Muslih Hidayat, “Pendekatan Integratif-Interkonektif: Tinjauan Paradigmatik dan Implementatif dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, 19, no. 02, 277.

Hidayat, R. (2018). Melihat Tren Perceraian dan Dominasi Penyebabnya. Hukum Online.Com. https://www.hukumonline.com/berita/a/melihat-tren-perceraian-dan-dominasi-penyebabnya-lt5b1fb923cb04f

Hoynes, J. ., Haynes, C. ., & Fang, L. . (2004). Mediation: Positive Conflict Management. UNY Press.

Iqbal, M., Yahya, A., & Kamal, H. (n.d.). Pola Penyelesaian Sengketa Dalam Rumah Tangga Melalui Peradilan Adat Gampong Di Aceh. Jurnal Geuthèë: Penelitian Multidisiplin.

Kasus Perceraian di Indramayu Harus Masuk MURI dan Guinness Book of Records. (2022). Tjimanoek. https://tjimanoek.com/kasus-perceraian-di-indramayu-harus-masuk-muri-dan-guinness-book-of-records/

Kustini, & Rashidah, I. (2016). Ketika Perempuan Bersikap; Tren Cerai Gugat Masyarakat Muslim. Puslitbang Kehidupan Keagamaan.

Latif, D. (1981). Aneka Hukum Perceraian di Indonesia. Ghalia Indah.

M. Quraish Shihab. (2013). Dari Cinta Sampai Seks, Dari Nikah Mut’ah Sampai Nikah Sunnah Dari Bias Lama Sampai Bias Baru (VIII). Lentera Hati.

Mas’udi, I. (2007). Edisi Lengkap Fiqih Madzhab Syafi’I. Pustaka Setia.

Masdianto, H., Hidayati, R., & Ramlah, R. (2021). Hindra Masdianto, Rahmi Hidayati, and Ramlah Ramlah, “Implementasi Ishlah Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di Lembaga Adat Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin. http://repository.uinjambi.ac.id/9219/

Merpensory, M. (2017). Penyelesaian Sengketa Perkawinan Melalui Peradilan Adat Di Kecamatan Tanjung Kemuning. Qiyas?: Jurnal Hukum Islam Dan Peradilan, 2, No.1.

Mubarok, J. (2002). Kaidah Fiqh Sejarah dan Kaidah Asasi. Rajawali Pers.

Muhammad bin Idris al-Syafi’I, A. A. (n.d.). Al-Umm. Dar al-Fikr, t.th.

Nuroniyah, W. (2016). Kritik Metodologis terhadap Pembaruan Hukum Perkawinan dalam Kompilasi Hukum Islam. Mahkamah?: Jurnal Kajian Hukum Islam, 1, No. 1, 37.

Nuruddin, A. (2006). Hukum Perdata Islam di Indonesia, Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No 1/1974 Sampai KHI. Kencana Prenada Media Group.

PERMA RI. Nomor 2 Tahun 2003. (n.d.).

Pransiska, T. (2017). Meneropong Wajah Studi Islam Dalam Kacamata Filsafat: Sebuah Pendekatan Alternatif. Intizar, 23, no. 1, 167.

Puspa, A. (2022). Guru Besar IPB: Setiap 1 Jam, Terdapat 50 Kasus Perceraian di Indonesia. Media Indonesia. https://mediaindonesia.com/humaniora/416363/guru-besar-ipb-setiap-1-jam-terdapat-50-kasus-perceraian-di-indonesia

Ratna, N. K. (2010). Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora. Pustaka Pelajar.

Rusyid, I. (2007). Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtasid, ed. In, Bidayaul Mujtahid: Analisa Fiqih Para Mujtahid, (terj: Imam Ghazali Said & Achmad Zaidun) (Jlid 2). Pustaka Amani.

Sahrani, S. (2011). Fiqh Keluarga Menuju Perkawinan Secara Islami (Cet. I). Dinas Pendidikan Provinsi Banten.

Setiawan, A. (2016). Evektifitas Mediasi Perceraian di Luar Pengdilan (Studi Mediasi di Desa Pesahangan Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap). http://repository.iainpurwokerto.ac.id/166/

Shihab, M. Q. (1992). Membumikan al-Qur’an. Mizan.

Sohari, & Salimi, M. (2008). Hadits Ahkam II, ?Hadits-Hadits Hukum. LP Ibek.

Sulaiman, A. D. (1996). Sunan Abi Dawud. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.

Downloads

Published

2023-03-25